Dunia kesehatan berjalan dalam suatu sistem yang sangat kompleks dan melibatkan banyak tenaga dan lembaga kesehatan baik tingkat nasional hingga ke tingkat daerah. Semua komponen tersebut perlu pengelolaan yang sistematik untuk dapat menjalankan fungsi dan tujuannya untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pengelolaan sistem kesehatan umumnya dilakukan oleh lembaga yang terkait seperti Dinas Kesehatan. Namun, sebagai mahasiswa kedokteran yang akan berkecimpung di dunia kesehatan, pengetahuan tentang sistem kesehatan mutlak diperlukan. Untuk dapat memahami sistem kesehatan secara luas, tentunya terlebih dahulu diperlukan pemahaman tentang sistem itu sendiri. Suatu sistem idealnya memiliki komponen-komponen esensial dan aksesoris yang akan bersinergi menjalankan fungsi dan tujuannya. Komponen tersebut nantinya tidak hanya menjalankan tugasnya, tapi juga memberikan feedback tentang output dari sistem itu sendiri.
Oleh karena itu, mahasiswa harus mulai memahami tentang sistem beserta komponennya serta memiliki kemampuan berpikir secara sistemik. Sehingga, ketika terjun ke ranah kesehatan, mahasiswa tidak hanya mampu menjalankan fungsinya, tetapi juga mampu memberikan feedback agar seterusnya output sistem kesehatan dapat menjadi lebih baik.
1. Defenisi Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti Fakultas Kedokteran. Fakultas kedokteran merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti dosen, mahasiswa, pegawai, mereka saling berhubungan membentuk suatu fakultas kedokteran.
Sistem adalah suatu konglomerasi elemen-elemen atau bagian-bagian yang saling mempengaruhi (kadang-kadang secara positif, dan kadang-kadang secara negatif) dengan tujuan mencapai sasaran tertentu yang dikehendaki oleh sistem yang bersangkutan. Di dalam setiap sistem, senantiasa akan kita jumpai adanya unsur masukan (input), proses untuk mengubah input menjadi sejumlah keluaran (output). Penyimpangan-penyimpangan hasil keluaran dari standar yang ditetapkan akan dikembalikan dalam bentuk informasi ke sisi masukan, berupa tindakan yang dikenal sebagai umpan balik (feedback), guna diperbaiki. Supaya dapat memahami atau dapat mendefinisikan sebuah sistem terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menerangkannya,yaitu dengan pendekatan:
a. Prosedur
Yaitu "suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu".
b. Komponen/elemen
Komponen adalah "kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu". Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa sub-sub sistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil. Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
1) Tujuan (goal)
2) Masukan(input)
3) Proses
4) Keluaran (output)
5) Batas (boundary)
6) Mekanisme pengendalian (control mechanism) dan umpan balik (feedback)
7) Lingkungan
2. Sifat Dasar Sistem
Menurut William Shrode dan Dan Voich Jr. ada beberapa sifat dasar sistem yang perlu kita ingat dan pahami, yaitu:
a. Perilaku yang memiliki tujuan – sistem yang bersangkutan berorientasi pada sasaran atau sasaran-sasaran tertentu;
b. Wholism (holism), keseluruhan melebihi jumlah dari bagian-bagiannya;
c. Keterbukaan, sistem yang bersangkutan berinteraksi dengan sistem yang lebih besar, yakni dengan lingkungannya;
d. Transformasi, bekerjanya bagian-bagian menciptakan sesuatu hal yang bernilai;
e. Keterkaitan, sebagai macam bagian (sistem) harus kait-mengait dengan baik;
f. Mekanisme pengawasan, terdapat adanya sebuah kekuatan pemersatu, yang mempersatukan sistem yang bersangkutan dalam satu kesatuan.
Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen, antara lain :
• Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
• Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
• Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
• Lingkungan, tempat di mana sistem berada.
3. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan menurut sifatnya sebagai berikut:
a. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System)
• Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik seperti Sistem Teologia.
• Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik seperti sistem komputer.
b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
• Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia seperti Sistem Perputaran Bumi.
• Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia dan melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin seperti Sistem Informasi.
c. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)
• Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan seperti Sistem Komputer melalui program.
• Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
d. Sistem Tertutup (Closed System) dan Sistem Terbuka (Open System)
• Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya yang bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak diluarnya (kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup), yang ada hanyalah relatively closed system.
• Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik.
e. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem sederhana seperti sepeda dan sistem kompleks seperti otak manusia.
Referensi:
Amirin, Tatang M. 1996. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: Rajawali Pers
Tampubolon M. 2004. Penerapan Dan Pendekatan Teori Sistem: Studi Kasus Universitas HKBP Nomensen. Medan: Universitas Sumatera Utara
Winardi, J. 2005. Pemikiran Sistemik dalam bidang Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http://budihartono.wordpress.com/2008/02/06/iceberg/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar